PUISI ANDY KECE: DARI SERAMBI KAMAR PESANTREN
Andi Djamaluddin, biasa dipanggil Kang Kece, kelahiran Sukabumi pada 10 Agustus 2001. Merupakan seorang santri di Ponpes Al Hidayah Pasirgancleng, Sukabumi Selatan. Ia gemar berpuisi dan aktif di Literasi Ruang Waktu.
--
--
Imajinasi Sore
Sore yang malang
Sejuk mengingatkan sepi
Tubuh kehilangan siang
Cinta tak lagi api
Senja berumur tak lagi lama
Ia bisa saja datang dan pergi tanpa kata
Mengingat waktu lupuk tanpa pupuk
Datang pergi kata tetap suntuk
Buih kata kehilangan makna
Terbiarkan sia-sia
Diam-diam bicara dalam nyata
Kapan saja menikam tanpa sapa
Sudah saatnya menyapu sepi
Menggantinya dengan sunyi
Hidup tanpa isi
Tiada beda dengan kata mati
Sudah waktunya mengingat kembali
Diskusikan diri sendiri
Matikan segala materi
Hidupkan nurani
Sukabumi, 7 Oktober 2021
--
Imajinasi Kebingungan
Kebingungan diri
Sesekali saya berpikir bahwa saya tidaklah berpikir
Hidup seenaknya
Mimpi sesukanya
Bahkan berangan sesukanya
Hari ke hari semakin sempit
Luka ke luka semakin pahit
Ini itu semakin berbelit
Dalam pikiran hidup sangatlah rumit
Kadang terbingungkan oleh kebingungan
Merenung sampai ke ujung-ujung
Tapi tak kunjung berujung
Urusan duit tak pernah menang
Urusan cinta selalu gagal
Masalah hidup pasti menantang
Pun kasih yang selalu ditinggal
Ya, beginilah jika hidup dalam kebingungan
Sukabumi, 7 Oktober 2021
--
Remang-remang Kenang
Kenang-kenang masih terbayang-bayang
Menjadi pada remang-remang berdatang-datang
Bintang-bintang antarkan kunang-kunang
Mengingat kata sayang hingga berulang-ulang
Kata-kata janji masih terngiang-ngiang
Tapi luka-luka lupakan cara bersenang-senang
Masih terpaku dalam remang-remang kenang
Dan rindu-rindu semakin tegang
Harapan-harapan yang rindang menjadi bimbang
Dan nasibnya rindu-rindu masih menggenang
Memasuki ruang-ruang sepi yang malang
Hingga pada puing-puing doa meminta agar cepat pulang.
Sukabumi, 9 Oktober 2021
--
Penghujung Malam
Penghujung malam bulan hampir sirna
Sedang kecupmu masih tersisa
Bayangmu semakin menjelma
Senyummu basuhkan luka
Suara masih penuh di telinga
Rasa itu semakin nyata
Diungkapkan dengan sepenuh terjaga
Menjadi hangat setiap suasana
Jarak jauh sulit ditempuh
Bunga rasa semakin tumbuh
Mengadu setiap keluh
Merasa di setiapnya teduh
Do'a mengelabui setiap keadaan
Hari dipenuhi pesan
Diantara kita semakin berkesan
Sama bersaing melawan bosan.
Sukabumi, 30 Juli 2021
Beuhh menyentuh sekali
BalasHapus